Segala Puja dan Puji bagi Alloh Robbku dan Robbmu..... Untuk Semua Selamat Datang Di Blog ini......... "Taman Orang-Orang Jatuh Cinta"..........Mari Berbagi kasih, berbagi Ilmu dan Berbagi Informasi.......Semoga Bermanfaat.......Sebelum Anda Pamit Dan Meninggalkan Blog ini Dipersilahkan untuk Mengisi Buku Kunjungan Yang Telah Disediakan "Terima Kasih"
Taman Orang-Orang Jatuh Cinta

Senin, 30 November 2009

Cinta Dan Pembuktian

Futzu wa Robbi Ka’bah (Demi Robb pemilik Ka’bah, Sungguh saya telah beruntung). Musuh-musuhnya heran penuh takjub dengan sebuah ucapan yang keluar dari sang mujahid pemuda Islam berhati baja. Di saat kondisinya sangat kritis karena jantungnya tertusuk oleh hunjaman pedang musuh, justru dia malah bersuka cita ....

Mungkin sepenggal kisah di atas menghantarkan hati kita kepada rasa takjub dan mengherankan...aneh memang tapi itulah adanya. Di saat-saat ruh mulai meregang meninggalkan jasad, dia mampu bersyukur atas takdir yang menimpanya. Mungkin akan menjadi wajar bila dia bersabar atas apa yang menimpanya, namun rasa syukur yang dia tunjukkan kepada kita adalah sebagai sebuah pelajaran mahal dan bernilai bagi kehidupan sebagai pembuktian buah dari rasa cinta. Bersabar saja ketika dalam kondisi seperti itu atau yang semisalnya sangat sulit, apalagi bila mampu bersyukur!!! Sungguh luar biasa. Dan dilembaran-lembaran shiroh nabawiyah atau shiroh sahabat masih banyak cerita dan kisah yang serupa.
Masih teringat dalam benak kita. Sebuah sikap luar biasa yang ditunjukkan Baginda Nabi Muhammad ketika menolak tawaran malaikat penjaga gunung untuk meluluhlantakan kota Tho’if karena telah mencerca, menghina dan bahkan mendzolimi beliau dengan cara melempar bebatuan dan kotoran. Ternyata beliau lebih memilih untuk bersikap sabar dengan mengharap agar kelak di kemudian hari akan muncul kemuliaan yang jauh lebih besar akan muncul di kota yang sudah mendzoliminya. Yaitu terlahirnya generasi-generasi Islam sepeninggal kaum yang ada pada saat itu. Inilah pembuktian cinta dan kasih Beliau kepada ummatnya
Di dalam Rijalul Haulal Rosul di kisahkan seorang sosok pemuda gagah, tampan, cerdas penuh wibawa di gemari dan di segani dia adalah Mus’ab bin Umair putra salah seorang penyembah berhala pada zamannya. Ia dilahirkan dalam kesenangan dan tumbuh dalam lingkungannya, mungkin tak seorangpun diantara anak-anak muda yang seberuntung dia bahkan dia seorang anak yang sangat di manjakan oleh kedua orang tuanya. Sebua rasa penasaran terbetik dalam hatinya untuk mengetahui dan mengikuti tentang ajaran baru yang di bawa oleh Muhammad bin Abdulloh , maka tidak berapalama sang pemuda yang cerdas dan tampan ini mengikrarkan dua kalimah syahadah didorong oleh sebuah kesadaran yang mendalam tentang ajaran Islam, beliau merasa bahagia dengan keimanannya. Ketika sang ibu mengetahui akan keislaman putra terbaiknya, maka dia geram merah padam mukanya marah luar biasa. Berdirilah Mus’ab yang baik di hadapan ibu, keluarga an para pembesar Mekkah yang berkumpul di rumahnya. Dengan hati yang yakindan pasti dibacakannya ayat-ayat alqur’an yang disampaikan Nabi Muhammad untuk mencuci hati dan akal mereka mengisinya dengan hikmah dan kemuliaan, kejujurandan ketakwaan. Mendengan ucapan anaknya sang Ibu sangat marah dan hendak membungkan mulut putranya dengan sebuah tamparan keras, tiba-tiba tangan yang terulur bagai anak panah surut dan jatuh terkulai – demi melihat nur atau cahaya yang membuat wajah yang telah berseri cemerlang itu kian berwibawa dan patut diindahkan - menimbulkan suatu ketenangan yang mendorong untuk dihentikannya tindakan. Sang ibupun mulai membiarkan Mus’ab seorang diri, menghentikan segala pemberian dan tidak lagi memenuhi segala kebetuhannya bahkan sang ibu mengatakan kepada beliau “pergilah sesuka hatimu!!! Aku bukan ibumu lagi, maka Mus’ab pun menghampiri ibunya sambil berkata.”Wahai Bunda telah anakanda sampaikan nasehat kepada bunda, dan anakanda menaruh kasihan kepada bunda, karena itu saksikanlah bahawa tiada tuhan yang hak di sembah melainkan Alloh dan Muhammad adalah hamba dan utusanNya, maka dengan murka ibunya mengatakan “Demi bintang !!! sekali-kali aku takkan masuk ke dalam agamamu itu, otakku bisa jadi rusak dan buah pikiranku takkan diindahkan lagi”.
Demikianlah Mus’ab meninggalkan segala kesenangan dan kemewahan hanya demi meraih kecintaan Alloh dan Rosulnya, inilah pembuktian cinta beliau. Perhatikanlah akan komentar yang di berikan salah seorang sahabtnya ketika sang pemuda tampan dan cerdas itu menemui kesyahidannya di perang Uhud Khabbab bin al-‘Arrat berkata “Kami hijrah di jalan Alloh bersama Rosululloh dengan mengharap keridhoanNya, hingga pastilah pahala di sisi Alloh, diantara kami ada yang berlalu sebelum menikmati pahalanya didunia ini sedikitpun juga. Diantaranya ialah Mus’ab bin Umair yang gugur di perang Uhud. Tak sehelaipun kain untuk menutupi jasadnya selain sehelai burdah. Andainya di taruh diatas kepalanya maka terbukalah kedua belah kakinya. Sebaliknya bila di tutupkan kek kakinya, terbukalah bagian dari kepalanya. Maka sabda Rosululloh : tutuplah ke bagian kepalanya dan kakinya tutupilah dengan rumput idzkir!”
Sungguh inilah pembuktian cinta yang terbaik baigi seorang muslim, rela meninggalkan kemewahan dan kesenangan dunia hanya untuk memeluk Dienulloh dan menjadi mubaligh dan mujahid Islam..... Saudaraku mari bersama mengambil pelajaran majal ini untuk dijadikan sebagai contoh dalam mengharungi samudra kehidupan.

1 komentar:

Isil mengatakan...

artikel yang menarik..

alangkah indahnya pembuktian cinta yang dicontohkan rasul dan sahabatnya..seharusnya ini bisa jadi contoh buat kita,pembuktian cinta bukan berarti dengan menembak, atau pacaran

Posting Komentar