Segala Puja dan Puji bagi Alloh Robbku dan Robbmu..... Untuk Semua Selamat Datang Di Blog ini......... "Taman Orang-Orang Jatuh Cinta"..........Mari Berbagi kasih, berbagi Ilmu dan Berbagi Informasi.......Semoga Bermanfaat.......Sebelum Anda Pamit Dan Meninggalkan Blog ini Dipersilahkan untuk Mengisi Buku Kunjungan Yang Telah Disediakan "Terima Kasih"
Taman Orang-Orang Jatuh Cinta

Sabtu, 28 November 2009

Pengantin Islam Yang Sejati

Abu Nu’aim dalam kitabnya al-Hilyah menggambarkan sosok kepribadian seorang wanita islam yang kharismatik, sosok wanita yang sangat patuh kepada Alloh Ta’ala dan Rosul-Nya juga sering turut serta dalam berbagai kancah pertempuran menegakkan

al-Haq ( dienulloh ). Islam dijadikan sebagai tolak ukur termasuk di dalamnya dalam memilih sang pujaan hati, pendamping perjuangan (suami) siapakah wanita agung nan mulia penghuni jannah ini, siapa lagi kalo bukan Rumaisha binti Milhan Semoga Alloh meridhoinya. Siapakah dia ???
Beliau adalah ibu dari Anas bin Malik, salah satu sahabat Nabi yang menjadi perawi hadits terkenal dan monumental terutama di kalangan masyarakat Islam Madinah. Rumaisha lebih terkenal dengan sebutan Ummu Sulaim.
Nabi tercinta pernah mengomentari tentang keutamaan wanita mulia ini dengan sabdanya :“Aku bermimpi masuk syurga, ternyata di sana ada Rumaisha istri Abu Tholhah”
Luar biasa sekali, gerangan apa yang menyebabkan baginda Nabi mengatakan demikian. Amal apakah yang membuat wanita itu di sebut Nabi sebagai wanita yang telah berada di jannah. Marilah kita simak cerita selengkapnya di bawah ini, semoga kisah nyata ini menjadi pelajaran paling berharga bagi kita terutama untuk para akhwat, insyaalloh
Abu Tholhah adalah lelaki yang sangat beruntung karena dia telah meminang bidadari syurga. Sebelum mempersunting Rumaisha (Ummu Sulaim) Abu Tholha masih dalam keadaan musyrik, maklumlah karena yastrib (madinah) pada waktu itu belum kedatangan Nabi. Tetapi Abu Tholhah terkenal sebagai lelaki gagah, kesatria, kaya raya dan dermawan serta mempunyai pengaruh yang kuat di kaumnya, dengan bermodalkan hal tersebut ia sangat berharap Ummu Sulaim akan menerima pinangannya.
Ketika tiba di rumah Ummu Sulaim, Abu tholhah meminta izin masuk, maka di izinkan masuk oleh Ummu Sulaim. Anas putranya hadir dalam pertemuan itu, ..... Abu Tholhah mengemukakan maksud kedatangannya yaitu ingin melamar Ummu Sulaim sebagai istrinya, ternyata Ummu Sulaim menolak tawaran dan berkata “sesungguhnya pria seperti anda, hai Abu Tholhah, tidak pantas saya tolak lamarannya. Tetapi aku tidak akan kawin dengan anda karena anda kafir”
Abu Tholhah mengira, Ummu Sulaim hanya sekedar mencari-cari alasan, mungkin di hati wanita itu telah ada lelaki lain yang lebih kaya dan mulia darinya, begitulah yang ada di benak Abu Tholhah. Abu Tholhah berkata : “Demi Alloh, apa sesungguhnya yang menghalangi engkau untuk menerima lamaranku” Jawab Ummu Sulaim : “Tidak ada selain itu” Abu Tholhah bertanya lagi : “Apakah yang kuning ataukah yang putih...? ..emas atau perak..” Ummu sulai balik bertanya : “emas atau perak ...?”. Ya emas atau perak?!!! Tegas Abu Tholhah.
Ummu Sulaim bertanya lagi : “Ku saksikan kepada anda, hai Abu Tholhah, kusaksikan kepada Alloh dan Rosul-Nya. Sesungguhnya jika engkau Islam, maka aku rela engkau menjadi suamiku tanpa emas dan perak. Cukuplah Islam itu menjadi mahar bagiku”.
Subhanalloh, duhai ukhti, masihkah ada di zaman sekarang wanita-wanita dengan model yang luar biasa seperti ummu sulaim ini.
Selanjutnya Ummu Sulaim menjelaskan beberapa prinsip Islam. Kemudian terjadilah dialog yang membuat Abu Tholhah ingin sekali memeluk Islam. Pada akhirnya Abu Tholhah bertanya : “Siapakah yang harus mengislamkanku??”. Aku Bisa jawab Ummu Sulaim?. Bagaiman caranya? Jawab Abu Tholhah.
“Tidak sulit. Ucapkanlah kalimah syahadat! Akui bahwa tidak ada ilah selain Alloh dan Muhammad Rosululloh, sesudah itu pulanglah kerumahmu, hancurkan berhala sembahanmu, lalu buang!” jelas Ummu Sulaim.
Abu Tholhah mengucapkan dua kalimah syahadah dan melakukan anjuran Ummu Sulaim. Sesudah itu Abu Tholhah menikahi Rumaisha (Ummu Sulaim) dengan Islam sebagai maharnya. Mendengar kabar Ummu Sulaim menikah dengan Abu Tholhah dan dengan mahar seperti itu, kaum muslimin berkata : “belum pernah kami mendengar mahar nikah yang lebih mahal dari mahar Ummu Sulaim, maharnya ialah masuk Islam”
Inilah sepenggal kisah yang luar biasa yang ditunjukkan oleh sahabiyah Nabi Rumaisha binti Milhan, dengan kecerdikannya berhasil mengislamkan seorang tokoh pembesar yatsrib yang di segani kaumnya. Keduanya kemudian berbai’at (berjanji setia) di Aqobah untuk memperjuangkan Islam hingga mati. Nabi menunjuk Abu Tholhah menjadi salah seorang dari dua belas kepala regu (naqib) yang mengislamkan Yatsrib (Madinah) kedua suami istri itu menjadi sahabat Nabi yang setia sampai nafas terakhirnya.
Sekali lagi semoga sepenggal kisah ini menjadi inspirasi berarti bagi kita untuk lebih meningkatkan aktifitas dakwah dan jihad kita tentu dalam rangka menegakkan Islam dan membela Islam.
Wahai ukhti. Mari kita lanjutnya estapeta misi Nabi ini dengan keikhlasan di dalam menjalankannya

Tidak ada komentar:

Posting Komentar